Kepantasan Menjadi Anggota Legislatif
Posted November 18, 2008
on:Tidak lama lagi Pemilu akan berlangsung lagi. Secara berkala untuk tingkatan yang lebih rendah misalnya pilkada untuk gubernur, walikota/bupati sering berlangsung di Indonesia. Sebagai gambaran pemilu th 2004 yang lalu dianggap sebagai pemilu paling demokratis di Indonesia. Bahkan beberapa negara dunia mengakui bahwa Indonesia sukses melakukan pemilu dengan keamanan yang cukup baik. Kini pesta demokrasi itu mulai digaungkan lagi. Pemilu tahun 2009 tinggal hitungan hari. Pejabat yang sudah menjabat berupaya sekuat kemampuannya agar tetap memiliki posisi yang sama dalam pemilu mendatang, bahkan kadang
usahanya membuat kita mengurut dada.
Lebih membuat kita geleng-geleng kepala, sekarang orang berlomba mendekati partai politik sebagai tunggangan untuk meraih jabatan di pemilu mendatang. Atau sebaliknya banyak partai berusaha mendekati orang yang punya popularitas hanya untuk meraih suara pada pemilu mendatang, Lebih menjijikkan adalah baik partai yang mendekati pesohor atau sebaliknya pesohor yang mendekati partai tidak melihat kapabilitas dri masing-masing. Ada partai yang mendekati selebritis, padahal selebritis tersebut tidak mempunyai kemampuan apa-apa selain popularitas. Atau banyak selebritis tanpa mengukur diri ikut latah menjadi caleg.
Memilih dan dan dipilih adalah hak semua orang. Tapi bila atas nama hak semua orang mencalonkan diri tanpa mengukur kemampuan rasanya menjadi tidak sehat juga. Wakil rakyat atau anggota legislatif adalah perwakilan rakyat, yang diharapkan mampu menyuarakan aspirasi. Untuk menyuarakan hati nurani dan aspirasi rakyat dibutuhkan kemampuan lebih dari sekedar popularitas dan pandai bicara. Tapi diperlukan kemampuan intelektual, jiwa kepemimpinan, latar belakang organisasi bahkan nurani yang baik. Namun melihat kondisi hari ini ketika artis berduyun-duyun jadi artis, pertanyaan yang muncul mau dibawa kemana negeri ini. Pantaskanh artis yang selama ini hanya bisa main sinetron dan melawak menjadi legislatif? Pantaskan orang yang selama ini tidak pernah kedengaran pengalaman dan kemampuannya baik memimpin maupun menyuarakan hati nurani rakyat jadi legislatif? Apakah negara ini hanya sebuah sinetron dan lawakan? Kemana para politisi mumpuni dan punya nurani? Kemana kalian sehingga orang-orang yang tidak pantas tampil justru muncul ke permukaan. Apakah partai politik hanya mengambil keuntungan sesaat, sehingga berlomba merekrut artis untuk jadi calegnya? Pantaskahg mereka ?
Tinggalkan komentar